ANALGETIK
ANALGETIK adalah istilah yang di gunakan untuk menyebut sejenis obat yang dibuat untuk
menghilangkan rasa sakit/nyeri tanpa harus membuat si penderita tak sadarkan
diri. Analgesik berasal dari bahasa yunani 'Algos' yang artinya sakit.
Yang kemudian di beri awalan 'AN' didepannya yang artinya tanpa. Sehingga jika
di satukan, menjadi kata Analgesik yang artinya tanpa rasa sakit.
Untuk bisa di sebut obat analgesik,
harus memenuhi kriteria berikut ini, yaitu:
- Efektif untuk menyembuhkan rasa sakit
- Tidak memiliki efek narkotika dan tidak menimbulkan rasa senang dan gembira
- Tidak mempengaruhi pernapasan
- Menghilangkan rasa nyeri sedang, seperti sakit gigi
Analgesik
biasanya di berikan pada mereka yang menderita nyeri atau sakit di bagian
tertentu dari tubuh. Rasa sakit yang terlalu akan sangat mengganggu dan membuat
si penderita merasa tidak nyaman. Untuk membantu menghilangkan rasa
sakit, biasanya dokter memberikan resep obat analgesik. Adapun jenis obat yang
di berikan akan di tentukan dengan tingkat kesakitannya. Cara kerja obat
analgesik hampir mirip dengan cara kerja narkotika dan obat-obatan psikotropika
lainnya, yaitu berfungsi menekan sistem saraf perifer dan saraf pusat sehingga
persepsinya terhadap rasa sakit berubah.
Obat analgesik terbagi menjadi 2
1.
Analgesik Opioid/analgesik narkotika
Analgesik jenis ini berkerja pada sistem saraf pusat dan menyebabkan Ketidakpekaan terhadap rasa nyeri hingga dapat menghilangkan kesadaran. Jika efeknya habis rasa sakitnya akan terasa lagi. Obat-obat seperti ini sangat jarang di resepkan untuk penderita nyeri biasa. Karena dapat menyebabkan kecanduan. Tapi untuk penderita penyakit berat seperi kanker, tumor dan frakture, biasanya dokter tidak punya pilihan lain selain memberikan oba-obat ini untuk menghilangkan rasa sakitnya, itupun dengan dosis yang terbatas dan di berika dalam pengawasan.Contoh obat Analgesik Opioid: Kodein, Methadone, Fentanil, Morfin diasetat (heroin), dll.
Analgesik jenis ini berkerja pada sistem saraf pusat dan menyebabkan Ketidakpekaan terhadap rasa nyeri hingga dapat menghilangkan kesadaran. Jika efeknya habis rasa sakitnya akan terasa lagi. Obat-obat seperti ini sangat jarang di resepkan untuk penderita nyeri biasa. Karena dapat menyebabkan kecanduan. Tapi untuk penderita penyakit berat seperi kanker, tumor dan frakture, biasanya dokter tidak punya pilihan lain selain memberikan oba-obat ini untuk menghilangkan rasa sakitnya, itupun dengan dosis yang terbatas dan di berika dalam pengawasan.Contoh obat Analgesik Opioid: Kodein, Methadone, Fentanil, Morfin diasetat (heroin), dll.
2.Analgesik
Non-Opioid/ Non-Narkotik
Analgesik Non-narkotika di kenal juga sebagai Analgetik perifer (non-narkotik), yaitu obat analgesik yang tidak bersifat narkotik dan bekerja menekan saraf perifer. Analgesik jenis ini tidak seampuh obat analgesik narkotika tapi terbukti mampu meringankan rasa sakit tanpa mempengaruhi susunan saraf pusat dan tidak mempengaruhi tingkat kesadaran. Dan yang paling penting tidak menyebabkan kecanduan pada pengguna. Contoh obat Analgesik Non Opioid: Obat-obatann NSAID, ibupropen, acetaminophen, Aspirin, Paracetamol. dll.
Analgesik Non-narkotika di kenal juga sebagai Analgetik perifer (non-narkotik), yaitu obat analgesik yang tidak bersifat narkotik dan bekerja menekan saraf perifer. Analgesik jenis ini tidak seampuh obat analgesik narkotika tapi terbukti mampu meringankan rasa sakit tanpa mempengaruhi susunan saraf pusat dan tidak mempengaruhi tingkat kesadaran. Dan yang paling penting tidak menyebabkan kecanduan pada pengguna. Contoh obat Analgesik Non Opioid: Obat-obatann NSAID, ibupropen, acetaminophen, Aspirin, Paracetamol. dll.
·
PENGGOLONGAN
ANALGETIK
·
Obat-abat analgetik dibagi menjadi 2
golongan :
Analgesik nonopioid, dan Analgesik opioid.
·
Kedua jenis analgetik ini berbeda
dalam hal mekanisme dan target aksinya.
1.
Analgesik Nonopioid/Perifer (NON-OPIOID
ANALGESICS)
Obat-obatan
dalam kelompok ini memiliki target aksi pada enzim, yaitu enzim siklooksigenase
(COX). COX berperan dalam sintesis mediator nyeri, salah satunya adalah
prostaglandin. Mekanisme umum dari analgetik jenis ini adalah mengeblok
pembentukan prostaglandin dengan jalan menginhibisi enzim COX pada daerah yang terluka dengan demikian
mengurangi pembentukan mediator nyeri. Mekanismenya tidak berbeda dengan NSAID
dan COX-2 inhibitors.
Efek
samping yang paling umum dari golongan obat ini adalah gangguan lambung usus,
kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal serta reaksi alergi di kulit. Efek
samping biasanya disebabkan oleh penggunaan dalam jangka waktu lama dan dosis
besar.
·
Obat- obat Non opioid Analgesics
Acetaminophen, Aspirin, Celecoxib, Diclofenac,
Etodolac, Fenoprofen, Flurbiprofen Ibuprofen, Indomethacin, Ketoprofen,
Ketorolac, Meclofenamate, Mefanamic acid Nabumetone, Naproxen, Oxaprozin,
Oxyphenbutazone, Phenylbutazone, Piroxicam Rofecoxib, Sulindac, Tolmetin.
I.
Deskripsi Obat Analgesik Non-opioid
Salicylates
Contoh
Obatnya: Aspirin, mempunyai kemampuan
menghambat biosintesis prostaglandin. Kerjanya menghambat enzim siklooksigenase
secara ireversibel, pada dosis yang tepat, obat ini akan menurunkan pembentukan
prostaglandin maupun tromboksan A2, pada dosis yang biasa efek sampingnya
adalah gangguan lambung (intoleransi). Efek ini dapat diperkecil dengan
penyangga yang cocok (minum aspirin bersama makanan yang diikuti oleh segelas
air atau antasid).
·
p-Aminophenol
Derivatives
Contoh
Obatnya: Acetaminophen (Tylenol)
adalah metabolit dari fenasetin. Obat ini menghambat prostaglandin yang lemah
pada jaringan perifer dan tidak memiliki efek anti-inflamasi yang bermakna. Obat
ini berguna untuk nyeri ringan sampai sedang seperti nyeri kepala, nyeri pasca
persalinan dan keadaan lain. Efek
samping kadang-kadang timbul peningkatan ringan enzim hati.
Pada dosis besar dapat menimbulkan
pusing, mudah terangsang, dan disorientasi.
·
Indoles
and Related Compounds
Contoh
Obatnya : Indomethacin (Indocin),
obat ini lebih efektif daripada aspirin, merupakan obat penghambat
prostaglandin terkuat. Efek samping menimbulkan efek terhadap saluran cerna
seperti nyeri abdomen, diare, pendarahan saluran cerna, dan pankreatitis. Serta
menimbulkan nyeri kepala, dan jarang terjadi kelainan hati.
·
Fenamates
Contoh Obatnya : Meclofenamate (Meclomen), merupakan
turunan asam fenamat, mempunyai waktu paruh pendek, efek samping yang serupa
dengan obat-obat AINS baru yang lain dan tak ada keuntungan lain yang
melebihinya. Obat ini meningkatkan efek antikoagulan oral. Dikontraindikasikan
pada kehamilan.
·
Arylpropionic
Acid Derivatives
Contoh
Obatnya : Ibuprofen (Advil),
Tersedia bebas dalam dosis rendah dengan berbagai nama dagang. Obat ini
dikontraindikasikan pada mereka yang menderita polip hidung, angioedema, dan
reaktivitas bronkospastik terhadap aspirin. Efek samping, gejala saluran cerna.
·
Pyrazolone
Derivatives
Contoh
Obatnya : Phenylbutazone (Butazolidin)
untuk pengobatan artristis rmatoid, dan berbagai kelainan otot rangka. Obat ini
mempunyai efek anti-inflamasi yang kuat. Tetapi memiliki efek samping yang
serius seperti agranulositosis, anemia aplastik, anemia hemolitik, dan nekrosis
tubulus ginjal.
·
Oxicam
Derivatives
Contoh
Obatnya : Piroxicam (Feldene), obat
AINS dengan struktur baru. Waktu paruhnya panjang untuk pengobatan artristis
rmatoid, dan berbagai kelainan otot rangka. Efek sampingnya meliputi tinitus,
nyeri kepala, dan rash.
·
Acetic
Acid Derivatives
Contoh
Obatnya : Diclofenac (Voltaren),
obat ini adalah penghambat siklooksigenase yang kuat dengan efek antiinflamasi,
analgetik, dan antipiretik. Waktu parunya pendek. Dianjurkan untuk pengobatan
artristis rmatoid, dan berbagai kelainan otot rangka. Efek sampingnya distres
saluran cerna, perdarahan saluran cerna, dan tukak lambung.
·
Miscellaneous
Agents
Contoh Obatnya : Oxaprozin (Daypro), obat ini mempunyai
waktu paruh yang panjang. Obat ini memiliki beberapa keuntungan dan resiko yang
berkaitan dengan obat AINS lain.
II.
Analgetik
Opioid
Analgetik
opioid merupakan golongan obat yang memiliki sifat seperti opium/morfin. Sifat
dari analgesik opioid yaitu menimbulkan adiksi,habituasi dan ketergantungan
fisik. Oleh karena itu, diperlukan usaha untuk mendapatkan analgesik ideal. Potensi
analgesik yg sama kuat dengan morfin. Tanpa bahaya adiksi:
-
Obat yang berasal dari opium-morfin
- Senyawa semisintetik morfin
- Senyawa sintetik yang berefek seperti
morfin
Analgetik
opioid mempunyai daya penghalang nyeri yang sangat kuat dengan titik kerja yang
terletak di susunan syaraf pusat (SSP). Umumnya dapat mengurangi kesadaran dan menimbulkan
perasaan nyaman (euforia). Analgetik opioid ini merupakan pereda nyeri yang
paling kuat dan sangat efektif untuk mengatasi nyeri yang hebat. Tubuh
sebenarnya memiliki sistem penghambat nyeri tubuh sendiri (endogen), terutama
dalam batang otak dan sumsum tulang belakang yang mempersulit penerusan impuls
nyeri. Dengan sistem ini dapat dimengerti mengapa nyeri dalam situasi tertekan,
misalnya luka pada kecelakaan lalu lintas mula-mula tidak terasa dan baru
disadari beberapa saat kemudian. Senyawa-senyawa yang dikeluarkan oleh sistem
endogen ini disebut opioid endogen. Beberapa senyawa yang termasuk dalam
penghambat nyeri endogen antara lain: enkefalin, endorfin, dan dinorfin.
Opioid
endogen ini berhubungan dengan beberapa fungsi penting tubuh seperti fluktuasi
hormonal, produksi analgesia, termoregulasi, mediasi stress dan kegelisahan,
dan pengembangan toleransi dan ketergantungan opioid. Opioid endogen mengatur
homeostatis, mengaplifikasi sinyal dari permukaan tubuk ke otak, dan bertindak
juga sebagai neuromodulator dari respon tubuh terhadap rangsang eksternal. Baik
opioid endogen dan analgesik opioid bekerja pada reseptor opioid, berbeda
dengan analgesik nonopioid yang target aksinya pada enzim.
Mekanisme umumnya
Terikatnya
opioid pada reseptor menghasilkan pengurangan masuknya ion Ca2+ ke dalam sel,
selain itu mengakibatkan pula hiperpolarisasi dengan meningkatkan masuknya ion
K+ ke dalam sel. Hasil dari berkurangnya kadar ion kalsium dalam sel adalah
terjadinya pengurangan terlepasnya dopamin, serotonin, dan peptida penghantar
nyeri, seperti contohnya substansi P, dan mengakibatkan transmisi rangsang
nyeri terhambat. Efek-efek yang ditimbulkan
dari perangsangan reseptor opioid diantaranya: Analgesik, medullary effect,
Miosis, immune function and Histamine, Antitussive effect, Hypothalamic effect
GI effect. Efek samping yang dapat terjadi: Toleransi dan ketergantungan,
Depresi pernafasan, Hipotensi, dll.
·
Analgetik opioid dibagi menjadi:
- Agonis opioid menyerupai morfin
(pd reseptor μ, κ). Contoh: Morfin, fentanil.
- Antagonis opioid. Contoh:
Nalokson.
- Menurunkan ambang nyeri pd pasien
yg ambang nyerinya tinggi.
- Opioid dengan kerja campur.
Contoh: Nalorfin, pentazosin, buprenorfin, malbufin, butorfanol.
Obat-obat Opioid Analgesics
Alfentanil,
Benzonatate, Buprenorphine, Butorphanol, Codeine, Dextromethorphan Dezocine,
Difenoxin, Dihydrocodeine, Diphenoxylate, Fentanyl, Heroin Hydrocodone,
Hydromorphone, LAAM, Levopropoxyphene, Levorphanol Loperamide, Meperidine,
Methadone, Morphine, Nalbuphine, Nalmefene, Naloxone, Naltrexone, Noscapine
Oxycodone, Oxymorphone, Pentazocine, Propoxyphene, Sufentanil.
Obat Analgesik opioid
·
Agonis
Kuat
·
Fenantren
Morfin, Hidromorfin, dan oksimorfon
merupakan agonis kuat yang bermanfaat dalam pengobatan nyeri hebat. Heroin
adalah agonis yang kuat dan bekerja cepat.
·
Fenilheptilamin
Metadon
mempunyai profil sama dengan morfin tetapi masa kerjanya sedikit lebih panjang.
Dalam keadaan nyeri akut, potensi analgesik dan efikasinya paling tidak
sebanding dengan morfin. Levometadil asetat merupakan Turunan Metadon yang
mempunyai waktu paruh lebih panjang daripada metadon.
Pertanyaan:
Apakah analgetik narkotika dan non narkotika boleh dikombinasi dan berikan contoh.
Pada saat nyeri bagaimana saja kedua obat dapat digunakan.
Pengaruh obat terhadap janin bila dikonsumsi terus menerus untuk menghilangkan rasa nyeri.
Pertanyaan:
Apakah analgetik narkotika dan non narkotika boleh dikombinasi dan berikan contoh.
Pada saat nyeri bagaimana saja kedua obat dapat digunakan.
Pengaruh obat terhadap janin bila dikonsumsi terus menerus untuk menghilangkan rasa nyeri.
DAFTAR PUSTAKA
http://analgetikantipiretik-dias.blogspot.co.id/2013/03/penggolongan-analgetik.html
https://dedy9.wordpress.com/2012/08/02/pengertian-analgesik-antipiretik/
Tjay,Tan Hoan dan K. Rahardja, 2007, Obat-obat Penting, PT Gramedia, Jakarta.
Witkin LB, Huebner CF, Galdi F, Keefe E, Spitaletta P, Plumer AJ, 1961, Pharmacognosy of 2 amino-indane hydrochloride (SU 8629). A potent non-narcotic analgesic, Journal Of Pharmacology and Experimental Therapeutics.
Witkin LB, Huebner CF, Galdi F, Keefe E, Spitaletta P, Plumer AJ, 1961, Pharmacognosy of 2 amino-indane hydrochloride (SU 8629). A potent non-narcotic analgesic, Journal Of Pharmacology and Experimental Therapeutics.
Assalamualaikum gebi
BalasHapusIbu hamil yang mengkonsumsi obat secara sembarangan dapat menyebabkan cacat pada janin. Sebagian obat yg diminum oleh ibu hamil dapat menembus plasenta smpai masuk ke dalam sirkulasi janin, sehingga kadarnya dalam sirkulask bayi hampir sama dengan kadar dalam darah ibu yang dalam beberapa situasi akan membahayakan bayi. Penggunaan obat yg berlebihan dpaat membahayakan, dianjurkan memenuhi resep dokter. Penyalahgunaan obat-obat analgetik narkotika oleh ibu hamil dapat menyebabkan ketergantungan pada janin dalam kandungan.
obat analgetik narkotika dan non narkotika kalau mnrt saya jika di kombinasikan didiskusikan dlu kpd dokter
BalasHapusjika analgetik narkotika bs sgt ampuh mengatasi nyeri knpa mesti di kombinasikan.
menambahkan sebagai pertimbangan karena berdasarkan prinsip penatalaksanaan nyeri
HapusPengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan sampai ke yang paling kuat
Tahapannya:
Tahap I : analgesik non-opiat : AINS
Tahap II : analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)
Tahap III : analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan
Tahap IV : analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan
Contoh ajuvan : antidepresan, antikonvulsan, agonis α2, dll.
Analgetika narkotik adalah senyawa yang dapat menekan fungsi sistem saraf pusat secara selektif, digunakan untuk mengurangi rasa sakit, seperti rasa sakit yang disebabkan oleh penyakit kanker, serangan jantung akut, sesudah operasi, kolik jantung atau ginjal.
BalasHapusAnalgetika non narkotik digunakan untuk mengurangi rasa sakit yang ringan, sehingga sering disebut analgetika ringan, juga menurunkan suhu badan pada keadaan panas badan yang tinggi dan sebagai antiradang untuk pengobatan rematik
Jawaban nomor 3.
BalasHapusAnalgetik narkotika digunakan pada saat nyeri yang sangat hebat, dimana obat analgetik non narkotika tidak mempan mengurangi rasa nyeri tersebut.
Sedangkan analgetik non narkotika dapat digunakan untuk mengurangi rasa nyeri ringan hingga sedang, seperti untuk penyakit sendi, sakit gigi, peradangan, dan lain-lain.
jika ibu hamil mengonsumsinya terus menerus, maka ada kemungkinan efek teratogenik, maupun resiko bayi prematur.
BalasHapusHalo, dari yang saya dapatkan analgetik narkotika dapat dikombinasikan dengan analgetik non narkotika apabila memang dibutuhkan dan berdasarkan resep dan berada dibawah pengawasan dokter. contoh yang sering dikombinasikan yaitu parasetamol dan codein
BalasHapusPerbedaan penggunaan analgetik yaitu :
BalasHapus1. Analgetik narkotik merupakan turunan opium yang berasal dari tumbuhan Papaver somiferum atau dari senyawa sintetik. Analgetik ini digunakan untuk meredakan nyeri sedang sampai hebat dan nyeri yang bersumber dari prgan viseral.
2. Analgetik non narkotik berasal dari golongan anti inflamasi non steroid (AINS) yang menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang. Disebut AINS karena selain sebagai analgetik, sebagian anggotanya memiliki efek antiinflamasi dan penurun panas (antipiretik), dan secara kimiawi bukan steroid.
saya menambahkan sedikit..
HapusANALGETIK NARKOTIK
Analgetika narkotik dapat menekan fungsi SSP secara selektif. Mekanisme kerja analgesik dengan pengikatan obat dengan sisi reseptor khas pada sel dalam otak dan spinal cord. Struktur yang memiliki peran penting dalam analgesik (dalam morfin) :
a. Struktur bidang datar yang mengikat cincin aromatik obat melalui ikatan van der wall.
b. Tempat anionik yang berinteraksi dengan pusat muatan positif obat.
c. Lubang yang sesuai untuk –CH2-CH2- dari proyeksi cincin piperidin.
ANALGETIK NON NARKOTIK
Analgetik non narkotik digunakan untuk mengurangi rasa sakit yang ringan sampai moderat (analgetika ringan), juga sebagai antipiretik dan anti radang.
Mekanisme kerja :
a. analgesik dengan menghambat secara langsung dan selektif enzim pada SSP yang mengkatalisis prostaglandin yang mencegah sensitisasi reseptor rasa nyeri.
b. antipiretik dengan meningkatkan eliminasi panas.
c. antiradang dengan menghambat biosintesis prostaglandin dan mekanisme lainnya
Saya akan menambahkan sedikit mengkonsusmsi obat analgetik pada trimester pertama sebaiknya tidak mengkonsumsi obat-obatan tanpa konsultasi dokter. gejala seperti mual pusing dan muntah biasanya akan hilang dengan sendirinya ketika masuk trimester kedua dan ketiga, dosis yang tidak tepat dalam penggunaan obat bisa saja membunuh janin terutama pada usia kehamilan yang masih sangat muda dimana Zat kimia pada inilah yang ketika dikonsumsi oleh ibu hamil, akan masuk ke plasenta dan mempengaruhi metabolisme sang Ibu. Ketika zat kimia tersebut masuk ke plasenta, maka akan mempengaruhi perkembangan embrio didalamnya Terimakasih
BalasHapussebaiknya tidak dikombinasi
BalasHapuskarena tidak semua obat dapat dikombinasikan
jika ingin kombinasi sebaiknya tanyakan dokter lngsung
Obat narkotik dan non narkotik mungkin saja dapat dikomninasikan hal ini tergantung pada kebutuhan pasien dan pemilihan obat oleh dokter,analgetik non narkotik biasa nha diberikan pada nyeri ringan hingga sedang sedangkan untuk analgetik narkotik biasanya digunakan untuk penanganan nyeri hebat hal ini dikarenakan gol narkotik menimbulkan efek yang dpaat berbahaya jadi hanya digunakan pada mondisi tertentu saja
BalasHapusPengaruh obat terhadap janin Keluhan nyeri selama masa kehamilan umum dijumpai. Hal ini berkaitan dengan masalah fisiologis dari si ibu, karena adanya tarikan otot-otot dan sendi karena kehamilan, maupun sebab-sebab yang lain. Untuk nyeri yang tidak berkaitan dengan proses radang, pemberian obat pengurang nyeri biasanya dilakukan dalam jangka waktu relative pendek. Untuk nyeri yang berkaitan dengan proses radang, umumnya diperlukan pengobatan dalam jangka waktu tertentu. Penilaian yang seksama terhadap penyebab nyeri perlu dilakukan agar dapat ditentukan pilihan jenis obat yang paling tepat.
BalasHapus1) Analgetika-narkotika
Semua analgetika-narkotika dapat melintasi plasenta dan dari berbagai penelitian pada gewan uji, secara konsisten obat ini menunjukkan adanya akumulasi pada jaringan otak janin. Terdapat bukti meningkatkan kejadian permaturitas, retardasi pertumbuhan intrauteri, fetal distress dan kematian perinatal pada bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang sering mengkonsumsi analgetika-narkotik. Keadaan withdrawl pada bayi-bayi yang baru lahir tersebut biasanya manifes dalam bentuk tremor, iritabilitas, kejang, muntah, diare dan takhipnoe.
Metadon, jika diberikan pada kehamilan memberi gejala withdrawal yang munculnya lebih lambat dan sifatnya lebih lama dibanding heroin. Beratnya withdrawal karena metadon nampaknya berkaitan dengan meningkatnya dosis pemeliharaan pada ibu sampai di atas 20 mg/hari
Petidin, dianggap paling aman untuk pemakaian selam proses persalinan. Tetapi kenyataannya bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang mendapat petidin selama proses kelahiran menunjukkan skala neuropsikologik yang lebih rendah disbanding bayi-bayi yang ibunya tidak mendapat obat ini, atau yang mendapat anestesi lokal. Dengan alasan ini maka pemakaian petidin pada persalinan hanya dibenarkan apabila anestesi epidural memang tidak memungkinkan.
2) Analgetika-antipiretik
Parasetamol, merupakan analgetika-antipiretik yang relatif paling aman jika diberikan selama kehamilan. Meskipun kemungkinan terjadinya efek samping hepatotoksisitas tetap ada, tetapi umumnya terjadi pada dosis yang jauh lebih besar dari yang dianjurkan.
Antalgin, dikenal secara luas sebagai pengurang rasa nyeri derajat ringan. Salah satu efek samping yang dikhawatirkan pada penggunaan antalgin ini adalah terjadinya agranulositosis. Meskipun angka kejadiannya relatif sangat jarang, tetapi pemakaian selama kehamilan sebaiknya dihindari.
biasanya obat golongan narkotik digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri dari nyeri sedang sampai kuat contohnya mengobati kanker dan patah tulang.sedangkan golongan obat non narkotik digunakan untuk menghilangkan rasa sakit yang ringan sampai sedang contoh mengobati demam
BalasHapus